Pelaksanaan Festival Tunas Bahasa Ibu 2025: Kota Cimahi Komitmen Melestarikan Budaya Sunda Di Era Digital
CIMAHI.– Pemerintah Kota Cimahi melalui Dinas Pendidikan Kota Cimahi menyelenggarakan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) jenjang Sekolah Dasar tingkat Kota Cimahi tahun 2025 yang resmi dibuka pada Kamis (4/9). Acara berlangsung di kompleks Sekolah Dasar Negeri Kihapit, yang terdiri dari SDN Leuwigajah 3, SDN Leuwigajah 5, SDN Kihapit, dan SDN Linggabudi.
Wakil Wali Kota Cimahi, Adhitia Yudisthira, mengapresiasi tingginya partisipasi sekolah dasar di Kota Cimahi dalam festival ini. Pelaksanaan FTBI ini menjadi bukti nyata komitmen Kota Cimahi dalam melestarikan budaya Sunda di tengah tantangan perkembangan era digital.
Adhitia mengungkapkan bahwa pelestarian budaya melalui bahasa merupakan media penting dalam membentuk karakter anak sejak dini karena hal tersebut dapat membentuk pribadi yang beridentitas, berbudi pekerti luhur, serta mampu membangun hubungan sosial yang baik.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, sebanyak 73,87 persen keluarga Indonesia masih menggunakan bahasa daerah dalam komunikasi sehari-hari. Namun, data juga menunjukkan adanya penurunan penggunaan bahasa daerah khususnya di kalangan generasi muda. Kondisi ini mendorong perlunya gerakan bersama melibatkan masyarakat, pemerintah pusat, dan pemerintah daerah dalam revitalisasi bahasa daerah.
FTBI Cimahi tahun ini menghadirkan berbagai cabang lomba yang menarik seperti lomba pupuh, biantara, sajak, serta lomba stand up comedy atau borangan (ngabodor sorangan). Kompetisi ini tidak hanya melatih kreativitas dan inovasi anak-anak tingkat SD se-Kota Cimahi, tetapi juga bertujuan untuk merawat, menjaga, dan melestarikan budaya Sunda beserta bahasanya sebagai bahasa ibu masyarakat Sunda.
Menanggapi realitas semakin tergerusnya bahasa Sunda di tengah arus globalisasi, Adhitia menegaskan bahwa Pemerintah Kota Cimahi terus berupaya menguatkan pelestarian budaya lokal.
“Program Rebo Nyunda masih terus berjalan. Selain itu, kami juga masifkan muatan lokal yang disisipkan dalam kurikulum. Ke depan, Cimahi juga akan mencanangkan pelestarian aksara Sunda. Insya Allah, dalam waktu dekat nama-nama jalan di Kota Cimahi akan ditulis pula dengan aksara Sunda,” jelasnya.
Upaya-upaya tersebut menunjukkan keseriusan Pemerintah Kota Cimahi dalam menjaga eksistensi bahasa dan budaya Sunda agar tetap hidup dan relevan di tengah modernisasi. Dengan dilaksanakannya Festival Tunas Bahasa Ibu ini, Pemerintah Kota Cimahi berharap generasi muda tidak hanya mengenal, tetapi juga mencintai dan mewarisi kekayaan budaya leluhur mereka.**(Tim)
0 Komentar