Hosting Unlimited Indonesia

Ticker

6/recent/ticker-posts

Komisi IV Desak Perum Bulog Perketat Pengawasan dan Distribusi Beras,Maupun Karung SPHP

 
Komisi IV Desak Perum Bulog Perketat Pengawasan dan Distribusi Beras,Maupun Karung SPHP 
Aphnews.my.id- Jakarta,29/07)2928
Anggota Komisi IV DPR Daniel Johan menyoroti tajam temuan beras oplosan reject-medium yang dikemas dengan karung merek Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Ia menegaskan, praktik pengoplosan beras semacam ini tidak hanya merugikan konsumen, tetapi juga mencederai program pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dalam menjaga stabilitas pangan nasional.

"Ini tindakan yang sangat meresahkan. Masyarakat harus mendapat beras layak konsumsi, bukan produk gagal atau reject yang disulap dan diklaim sebagai beras berkualitas," tegas Daniel dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (29/7/2025).

Ia mendesak Perum Bulog agar memperketat pengawasan terhadap distribusi dan penggunaan karung SPHP, serta memastikan seluruh rantai distribusi berjalan sesuai prosedur dan tidak disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu.

"Bulog harus memastikan tidak ada kebocoran dalam distribusi, termasuk pemanfaatan karung SPHP secara ilegal. Ini menyangkut kredibilitas program pangan pemerintah,"tuturnya.

Lebih lanjut, Ketua DPP PKB itu juga meminta Satgas Pangan untuk segera turun tangan, dan menindak tegas pelaku pengoplosan yang mempermainkan kualitas dan label pangan nasional.

"Satgas Pangan harus tegas. Jangan beri ruang bagi mafia beras yang hanya mencari keuntungan tanpa peduli pada hak konsumen dan ketahanan pangan nasional," ucapnya menekankan.

Daniel menegaskan Komisi IV DPR RI akan terus memantau persoalan ini dan mendorong langkah konkret, agar praktik serupa tidak kembali terjadi di masa mendatang.

Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Ahmad Rizal Ramdhani menyampaikan modus baru dalam kasus peredaran beras oplosan bermerek SPHP. Menurutnya, beras yang dioplos bukan berasal dari gudang Bulog, dan hanya menggunakan karung SPHP bekas untuk mengelabui konsumen.

Pelaku membeli kantong kosong bekas beras SPHP, lalu mengisinya dengan beras kualitas rendah, yaitu beras harga Rp8.000 per kg di Kabupaten Pelalawan, ditambah lagi beras reject (rusak). Kemudian dijual di pasar dengan harga Rp13.000.
 
Untuk mencegah kasus beras oplosan ini ada baiknya Perum Bulog mengawasi Mitra yang ikut menyalurkan DO dari Depot Gudang Bulog.

Posting Komentar

0 Komentar